Pagaden, (17/08) Upacara peringatan HUT RI ke-77 dilaksanakan di lapangan utama SMAIT Al-Ukhuwah, diikuti oleh seluruh siswa SMP dan SMA, guru, pembimbing asrama, serta seluruh karyawan.
Pemimpin upacara HUT RI, diamanahkan kepada Ananda Ibrahim Syaikah Nawawi, siswa SMPIT Al-Ukhuwah kelas IX yang berasal dari Blanakan.
Upacara HUT RI ke-77, mendaulat 19 siswa SMAIT Al-Ukhuwah, sebagai pasukan pengibar bendera, yang di komandoi oleh Ananda Yahya Sholah, merupakan siswa kelas XII IPA, asal dari gambarsari.
Pengibar bendera, oleh Ananda Sammy Ikhsan Ardila, kelas XI IPS, asal dari pagaden, Subhanur Ilyas, kelas XI IPS, asal dari Bekasi, dan Husni Rijalulhaq, kelas XII IPA, asal dari Pagaden.
Pembina upacara dipimpin langsung oleh Ketua Yayasan KH. Sugianto, S.Ip, S.An, menyampaikan amanat, dalam momentum HUT RI ke-77 agar mampu mengisi kemerdekaan dengan amal nyata bagi diri, keluarga, dan bangsa. 77 tahun lalu, bangsa Indonesia menyampaikan pada dunia, pada 17 Agustus 1945, menyatakan kemerdekaannya setelah melalui perjuangan panjang. Usia 77 tahun merupakan usia bukan sedikit, usia 77 tahun kalau diukur usia manusia, adalah menghadapi masa tua, tapi tidak penting usia tersebut, yang penting ada 2 hal yang perlu diperhatikan oleh anak bangsa. Pertama, menjaga kesatuan Republik Indonesia, beragam suku dan ras, beragam agama, beragam pulau melingkupi Indonesia, bahwa perbedaan itu suatu keniscayaan. Allah Swt menciptakan manusia dari beragam suku dan golongan, terpenting adalah menjaga kesatuan. Kewajiban kita sekarang, bagaimana berusaha menjaga NKRI tetap menjadi satu kesatuan, tidak boleh ada yang memporak-porandakan NKRI, maka kita sebagai garda terdepan jangan biarkan jika ada yang mengganggu kesatuan NKRI. Remaja menjadi garda terdepan. Merupakan tugas mulia, berusaha menjaga kesatuan NKRI. Jelasnya dengan penuh semangat.
Kedua, mari bersama mengisi kemerdekaan dengan karya nyata. Dengan amal yang baik, karya yang baik, ikhtiar yang baik. Sebagai pelajar dengan terus menimba ilmu, menunjukan akhlak mulia, menjadi pribadi baik, terus berbuat baik, bertatakrama baik, dengan itu semua, mampu memberi kontribusi baik, menjadi pemimpin dimasa depan.
Menjadi pemimpin masa depan, harus dipersiapkan sekarang. Tapi sebaliknya, jika masa depan ingin menjadi pemimpin yang baik, tidak dimulai dari sekarang, maka keinginan itu hanya omong kosong. Mulailah dari sekarang bersungguh-sungguh menjadi baik.
Dua hal ini yang bisa dilakukan, anak-muda menjadi garda terdepan, guru-guru menjadi pelopor, mengisi kemerdekaan dengan karya nyata, kontribusi nyata dengan penuh kesungguhan. Berikan pelayanan maksimal, inilah yang bisa kita berikan untuk mengisi kemerdekaan Republik Indonesia ke-77. Pungkasnya. (Galih IM)