Oleh: Adly Anshari (XI MIPA 2);
Setiap anak terlahir istimewa dengan bakat alami yang merupakan anugerah dari Allah SWT. Tidak setiap anak memliki bakat di bidang akademik, tidak semua anak pandai di Matematika atau IPA. Ibarat kata “Ikan tidak akan pernah menang lomba memanjat pohon dengan kera, demikian juga sebaliknya kera tidak akan pernah menang lomba renang dengan ikan”, artinya setiap anak harus mengatahui dimana letak potensi bakatnya kemudian fokus di bakat tersebut untuk terus diasah agar semakin tajam. Bukan berarti mengabaikan bidang lain yang bukan bakatnya.
Potensi, kecerdasan, dan kepribadian adalah kualitas yang kita dapatkan melalui proses pertumbuhan sejak kecil hingga dewasa, dan semua potensi itu modal penting untuk menciptakan kehidupan serta pribadi yang berkualitas. Potensi inilah yang disebut dengan bakat. Setiap manusia yang terlahir semuanya pasti mempunyai bakat. Dalam usia pertumbuhan terkadang kita tidak menyadari bakat apa yang kita miliki, sehingga sering disebut dengan bakat terpendam.
Salah satu cara untuk mengetahui bakat seseorang dapat dilihat dari hobinya. Hobi dan bakat adalah dua hal yang sangat berkaitan yang sama-sama muncul dari dalam seseorang. Ketika suatu hobi yang disukai ditekuni dan didalaminya maka akan menjadi suatu bakat yang sangat memungkinkan menjadi passion dalam kehidupannya. Kita terkadang sering memisahkan antara hobi dan bakat, sehingga jarang sekali mengembangkan hobi menjadi suatu bakat.
Setiap manusia diberi karunia bakat yang berbeda. Ada yang diberi bakat menulis, menggambar, menyanyi, berjualan, ataupun memasak. Meski sebenarnya semua hal tersebut bisa kita pelajari, namun bagi mereka yang memang memiliki bakat, mereka mempunyai kemampuan yang alami yang membuat mereka lebih mudah dan cepat dalam mempelajari bidang-bidang tersebut.
Tapi, agar sebuah bakat bisa berkembang, perlu juga diiringi dengan minat dan latihan. Sebuah bakat yang tak diiringi dengan minat dan latihan hanya akan menjadi bakat terpendam karena tak berkembang. Ada kalanya juga seseorang memiliki bakat, tapi ia tak betul-betul memiliki minat di dalamnya karena tak selalu diiringi dengan minat. Ini pula yang membuat sebuah bakat tak berkembang dengan maksimal.
Siswa-siswi SMA IT Al-Ukhuwah juga memiliki bakat terpendam, lho. Sebut saja salah satunya yaitu Hilmi Yahya Ayyasi, Yahya panggilannya, dia salah satu siswa SMA IT Al-Ukhuwah yang berprestasi di pelajaran Matematika. Yahya pernah meraih peringkat 2 besar OSN Mathematics International Olympiad. Selain di bidang akademik, Yahya juga telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an nya sebanyak 30 juz.
“Saya sangat terinspirasi oleh Kak Hilmi, karena dari beliau saya dapat mengambil pembelajaran bahwa tidak hanya bidang akademik saja yang harus kita kedepankan, tetapi ilmu akhirat pun harus lebih utama dan lebih penting untuk kita pelajari,” ujar Adly Anshari salah seorang siswa kelas XI SMA IT Al-Ukhuwah. Dengan kata lain, di pesantren yang salah satu contohnya adalah Pondok Pesantren Al-Ukhuwah ini, pembelajaran agama adalah hal yang paling utama, namun tidak mengenyampingkan bidang akademik dan minat bakat siswa. (AA)